Organisasi Pangan dan Pertanian FBB (FAO), memberi gambaran tentang permasalah gizi yang dihadapi dunia saat khususnya di kawasan Eropan maupun Asia, di mana Eropa-Asia tengah Hadapi Masalah Gizi. Dan semuanya berujung kepada masalah kemerosotan konsumsi pangan bervitamin dan mineral. Utamanya terkait kurangnya zat gizi mikro atau mikronutrien, di antaranya zat besi.
Nah kalau begitu, sudahkah makananmu mengandung besi? Untuk diketahui, besi merupakan elemen kunci dalam proses metabolisme hampir semua organisme hidup. Pada manusia besi merupakan komponen esensial dari ratusan protein dan enzim. Lalu apakah fungsi besi sehingga harus terkandung dalam makanan yang kita konsumsi? Secara umum besi berhubungan dengan kemampuannya untuk berpartisipasi dalam reaksi oksidasi dan reduksi. Besi mempunyai peranan atau pun fungsi sebagai berikut: (1) pembawa oksigen dan karbondioksida, (2) pembentukkan darah, (3) katalis reaksi beta karoten menjadi vitamin A, (4) sintesa purin, (5) detoksifikasi racun di hati, (6) sintesa kalogen, (7) pembentukan hemoglobin, (8) pembentukan myoglobin, (9) membantu tugas protein rantai transfer elektron dalam penggunaan energi sel-sel, sebagai bagian dari proses metabolisme tubuh. Jadi, perannya sangat sentral sekali bagi tubuh kita.
Nah, memangnya apa yang akan terjadi bila kekurangan zat besi? Hal yang akan terjadi bila kekurangan zat besi ialah anemia zat gizi besi yang ditandai dengan kulit pucat, lemah atau letih dan napasnya pendek akibat kekurangan oksigen. Anemia gizi besi dapat diketahui dari kadar hemoglobin. Selain kekurangan, kelebihan zat gizi besi juga berbahaya lho, khususnya bagi penderita parkison, hemosiderosis, dan talasemia. Dalam hal ini, perempuan lebih membutuhkan zat gizi besi, karena proses mentruasi. Rata-rata kebutuhan zat gizi besi laki-laki perhari itu sekitar 13 mg/hari, kalau perempuan 26 mg/hari/
Dari mana kita tahu, apakah makanan kita sudah mengandung besi atau belum? Tentunya bukan karena sendok atau piringnya harus terbuat dari besi ya, hehehe. Sumber pangan besi sebenarnya banyak, khusus dari pangan hewani, itu untuk besi heme, seperti daging, jeroan, ikan, dan unggas. Sedangkan pangan besi non heme adalah pangan nabai seperti kedelai, kacang-kacangan, sayur daun hijau, dan rumput laut. Perlu diingat, untuk sumber besi non heme, sebaiknya hindari minum kopi, karena akan menghambat penyerapan zat besinya. Apakah dalam sehari harus mengandung besi non heme dan heme? Tidak juga, asal ada salah satunya saja. Atau, hari ini pangan sumber heme, besok pangan sumber non heme. Atau bisa pula kombinasi. Hanya saja, jangan sampai dalam menu makan tiga kali dalam sehari, itu-itu terus, harus bervariasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar