Proud of

Proud of

Sabtu, 07 Juni 2014

Pengawet Makanan

Zat pengawet ditambahkan ke dalam makanan dengan tujuan mencegah atau menghambat kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri/khamir/jamur/kupang). Dengan pemberian zat pengawet, proses fermentasi (pembusukan), pengasaman ataupun penguraian karena aktivitas mikroorganisme dapat dicegah.

Dahulu bahan pengawet yang digunakan oleh manusia adalah bahan pengawet alami berupa gula (jadi selain sebagai pemanis makanan juga dapat sebagai pengawet makanan) dan garam. Bahan ini biasanya untuk emmbuat manisan, asinan, telur asin, ikan asin dan lainnya. Makanan tersebut menjadi awet karena mikroba yang kontak langsung dengan bahan pengawet mengalami dehidrasi (kekurangan air) karena air yang terdapat di dalam tubuh mikroorganisme tertarik keluar. Akhirnya mikroba mati.

Bahan pengawet yang digunakan dalam makanan kemasan umumnya berupa asam-asam organil atau garamnya. Beberapa asam oragnik yang sering digunakan adalah asam asetat, asam propionat, asam sorbat, asam benzoat, dan natrium benzoat. Berikut ini sedikit penjelasan tentang asam-asam tersebut:

  • Asam asetat atau asam cuka merupakan pengawet alami. Dengan kadar 4 %, banyak digunakan untuk membuat acar atau asinan. Bahan ini mampu menghambat pertumbuhan jamur.
  • Asam benzoat dan natrium benzoat, biasanya digunakan untuk pengawet minuman, jus, saos, sambal, dan kecap. Kedua bahan ini terdapat dalam cengkih dan kayu manis. Bahan-bahan ini untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
  • Asam propionat dan natrium propionat digunakan sebagai pengawet roti dan keju. Bahan ini untuk menghambat pertumbuhan jamur dan ragi.
  • Asam sorbat biasnaya digunakan untuk pengawet keju. Bahan ini untuk mencegah pertumbuhan kupang dan bakteri.
Selain berupa asam-asam organik, bahan pengawet lain ada yang berasal dari zat anorganik. Beberapa yang berasal dari anorganik ialah sulfit, garam nitrat, dan garam nitrit.

Penggunaan garam nitrit dalam jumlah ambang batas (lebih dari 200 ppm) dapat menyebabkan keracunan pada konsumen. Hal ini pernah terjadi pada tahun 90-an dalam kasus biskuit beracun. Dalam jumlah yang cukup, garam nitrit memang berguna untuk mengkontrol pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum.

Bagaimana pun, penggunaan zat pengawet harus dikontrol karena bila digunakan berlebihan dapat membahayakan kesehatan kita. Selain itu penyalahgunaan bahan pengawet kadang masih terjadi. Contohnya adalah pemakain boraks dan formalin, keduanya jelas terlarang, dan tidak boleh digunakan sebagai pengawet makanan. Jalan terbaik memang kita harus mengkonsumsi masakan bikinan sendiri dengan porsi yang cukup, jika harus menyimpan makanan, maka harus dipilih yang memang perlu dan jangan yang daya simpannya terlalu lama, sebab semakin lama berarti pengawetnya semakin banyak, hal itu jelas berbahaya. Pastikan kita hanya membeli makanan untuk kebutuhan perbulan, jangan memaksakan diri menyetok terlalu banyak makanan di rumah. Lebih utama, konsumsi masakan dan makanan yang segar! []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar