Gandum |
Makan adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia dengan tujuan agar dapat melangsungkan kehidupannya. Tentunya dengan makan, kita berharap memperoleh energi untuk dapat menjalankan semua rutinitas. Lebih dari itu, kita mengharapkan makanan yang kita makan memberikan nilai plus kesehatan agar tubuh kita tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.
Bila kita perhatian manusia zaman dahulu mempunyai umur yang lebih panjang dibandingkan dengan manusia zaman sekarang. Selain karena tuntutan hidup yang semakin keras, kondisi alam yang sudak mulai rusak, juga karena asupan dan pola makan manusia modern yang semakin jauh dari pola hidup sehat. Semua serba praktis dan tak sedikit yang acuh terhadap apa yang dimakannya. Sedangkan perlu diketahui bahwa apa yang kita makan menentukan kuliatas hidup kita. Ada pepatah yang menyatakan "You are What You Eat" Kamu adalah apa yang kamu makan.
Kurangnya kesadaran masyarakat modern saat ini terhadap pola makan sehat mengakibatkan timbulnya permasalahan kesehatan seperti diabetes, jantung, osteoporosis, kanker dan yang lainnya. Berbagai iklan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga LSM lainnya sudah mulai banyak bertebaran diberbagai media guna kembali memberikan pendidikan gizi akan pentingnya pengatuan pola makan yang baik untuk kesehatan.
Iklan demi iklan yang berisi tentang pentingnya pola makan sehat sudah sangat banyak. Mulai dari pentingnya sarapan, konsumsi buah dan sayur, olahraga yang teratur dan banyak yang lain lagi. Dan yang sedang populer saat ini adalah penggunaan gandum utuh sebagai pengganti sumber karbohidrat nasi guna memperoleh manfaat yang lebih banyak untuk kesehatan. Sudah banyak sekali penelitian-penelitian yang mendukung manfaat gandum utuh untuk kesehatan, diantaranya:
1. Kanker Pankreas
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Juan Chan menunjukan bahwa konsumsi gandum utuh dua kali dalam sehari dapat mencegah kematian hingga 40% pada penderita kanker pankreas
2. Jantung
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Luc Djousse dan J. Michael Gaziano menunjukan bahwa tingkat risiko anak muda yang berusia 20 tahun, yang mengkonsumsi gandum utuh dua sampai enam kali dalam seminggu 22% lebih rendah untuk terkena serangan jantung
3. Stroke
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alice Lichteinstein menunjukan bahwa konsumsi gandum utuh sebanyak enam kali dalam seminggu dapat mencegah pembentukan plak pada pembuluh arteri yang dapat mengakibatkan stroke.
4. Tekanan Darah Tinggi
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anne Nilson menunjukan bahwa konsumsi gandum utuh dapat mengontrol tekanan darah selama 10 jam setelah dikonsumsi. Dan penelitian lainnya menunjukan bahwa mengkonsumsi gandum utuh mempunyai peluang 11% lebih rendah untuk terkena tekanan darah tinggi
5. Diabetes
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh JS de Munter menunjukan bahwa konsumsi gandum utuh dua kali sehari dapat mengurangi resiko terjangkit penyakit diabetes tipe 2 hingga 21%.
6. Asma
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dutch National Institute of Public Health and the Environment menunjukan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi gandum utuh secara teratur mempunyai risiko terkena asma lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsinya.
7. Kolesterol
Sebuh penelitian yang dilakukan oleh Dr. James Barnard menunjukan bahwa mengkonsumsi dua sampai 3 kali sehari dapat menurunkan kadar kolesterol 21% dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi
8. Antioksidan
Sebuh penelitian yang dilakukan oleh Dr. James Barnard menunjukan bahwa jagung utuh mempunyai kekuatan antioksidan dua kali lebih kuat dibandingkan apel, sedangkan gandum utuh setara dengan brokoli dan bayam.
Dengan sederatan manfaat dari gandum utuh diatas, tentunya hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk selalu menghadirkan menu gandum utuh disetiap waktu makan. Apalagi saat ini sudah banyak produk-produk makanan yang menyajikan gandum utuh sehingga mudah dalam mengkonsumsinya. Tidak ada kata terlambat untuk hidup sehat, mulailah dari sekarang dengan memperhatikan apa yang kita makan.
[]
Sumber Referensi: Buku Khasiat Whole Grain Karya Made Astawan dan Andreas Leomitro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar