Proud of

Proud of

Kamis, 20 November 2014

Dampak Kenaikan BBM Terhadap Percepatan Perbaikan Gizi Nasional

Hari ini, saya tengah mengikuti seminar nasional yang diselenggarakan oleh fakultas ekologi manusia, institut pertanian bogor, saya termasuk salah satu pemakalah pada diskusi paralelnya yang akan berlangsung dari pukul 13 sampai pukul 15 di auditorium departemen gizi masyarakat. Dan ini adalah postingan bebas dan lepas saya terkait dampak kenaikan BBM terhadap percepatan perbaikan gizi nasional. Sedangkan makalah saya sendiri menyoal tentang kitosan dari kulit pupa ulat sutera sebagai pengganti formalin. Jadi postingan ini hanyalah pandangan lain saya, terkait kenaikan BBM yang saya kaitakan dengan percepatan perbaikan gizi nasional.

Upaya perbaikan gizi nasional memang memerlukan peran serta tidak hanya perguruan tinggi, organisasi profesi, pemerintah, ataupun swasta, tetapi terlebih adalah masyarakat itu sendiri yang seharusnya sadar gizi. Karena pembangunan sumber daya manusia sangat dipengarungi oleh asupan gizinya. Tetapi, acapkali, kenaikan BBM malah berimbas pada daya beli masyarakat terhadap pangan bergizi. Karena harga pangan biasanya akan naik, sedangkan kebutuhan gizi mau tidak mau harus dipenuhi. Tidak jarang kemudian masyarakat malah mengonsumsi makanan yang tidak sehat walaupun harganya murah. Itu jelas suatu kondisi tidak baik. Lalu apa yang seharusnya dilakukan?

Menurut saya, BBM sebagai bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, cenderungnya memang akan semakin mahal, karena stoknya akan berkurang sedangkan permintaan terus bertambah. Maka pihak-pihak industri dengan pemerintah serta perguruan tinggi harus berupaya mencari produk bahan bakar yang lebih inovatif dengan pemaksimalan dari bahan bakar alternatif. Banyak energi alam di Indonesia yang belum dimaksimalkan dan karena kenaikan BBM sudah terjadi, sebaiknya dana penghematan anggaran dari penaikan harga BBM itu dialihkan ke riset pembentukan bahan bakar alternatif yang lebih murah serta berkelanjutan.

Dengan begitu tidak akan ada lagi upaya penaikan BBM yang terlalu sering. Sehingga harga bahan pangan bergizi tidak bergejolak pula, dan masyarakat tetap bisa mengakses bahan pangan bergizi yang terjangkau. Hanya saja, harapan saya itu seperti masih mimpi dan angan-angan. Mengapa belum ada upaya serius terhadap bahan bakar alternatif? Pihak perguruan tinggi harus terus mendesak hal ini, dan kalau perlu, mahasiswa yang berdemontrasi itu, tidak hanya mengkritisi kenaikan BBM, tetapi juga mendesak pemerintah agar segera memaksimalkan upaya penerapan produk inovatif dari bahan bakar yang dapat diperbaharui.

Jika harga bahan bakar stabil, insya Allah, masyarakat akan berupaya dengan maksimal untuk membeli produk pangan yang bergizi karena harganya terjangkau. Karena, tidak akan efektif upaya pendidikan gizi kepada masyarakat jika harga pangan bergejolak, biasanya masyarakat akan realistis hanya menggunakan asas yang penting makan. Padahal, bukan yang penting makan tetapi yang penting adalah asupan gizinya. Tetapi, sekalipun harga terus bergejolak, upaya sosialisasi pendidikan gizi sejak dini, mulai dari PAUD, ataupun SD sangat penting, karena dengan pengetahuan kita bisa tahu bahwa banyak pangan yang beragam, bahkan kita bisa menanam sendiri pangan bergizi, sehingga tidak perlu takut dengan harga pasar yang bergelok dan lebih memihak pada kapitalis itu.

Semoga upaya perbaikan gizi nasional berjalan dengan lancar. Semoga masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi, khususnya bagi generasi penerus bangsa. Dan semoga pemerintah berupaya menstabilkan harga bahan bakar. Dan produsen produk makanan tidak menggunakan zat-zat yang berbahaya. Dan mari, kita konsumsi pangan beragam di sekitaran kita.

2 komentar:

  1. kenapa bbm bisa naik ??,, padahakan negara kita tuh surganya hasil alam termasuk minyak bumi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minyak bumi adalah hasil alam dari fosil yang jumlahnya tidak akan bertambah karena proses pembentukkannya memerlukan waktu berjuta-juta tahun. Sedangkan permintaan bbm dari minyak bumi berjenis bensin dan lainnya terus bertambah seiring banyaknya orang pakai kendaraan bermotor. Sebagaimana hukum ekomoni, jika barang makin sedikit dan permintaan tinggi harga akan mahal. Tetapi kita memang tidak pernah tahu pasti berapa jumlah minyak bumi yang kita miliki. Jika saja semuanya terbuka, mungkin akan sama-sama sadar. Sayangkan dibuku pelajaran kita hanya diberitahukan bahwa negeri ini penghasil minyak bumi terbesar, cuma besarnya segimana dan tahan untuk berapa lama lagi pasokannya... Dan tentu kita harus tahu bahwa energi tidak hanya BBM dari minyak bumi, seharusnya yang lainnya itu pun dilirik...

      Hapus