Menjelang pemilihan presiden tahun 2014 pada 9 Juli yang akan datang, aku memiliki harapan terkait masalah gizi masyarakat di Indonesia, kali ini bukan perkara siapa yang akan aku pilih, walaupun tentu saja aku pribadi sudah memiliki pilihan sendiri hehehe, pada akhirnya, baik Prabowo maupun Jokowi, haruslah memperhatikan program gizi masyarakat di Indonesia ini. Dikarenakan pertumbuhan penduduk kita termasuk pesat, walaupun ada upaya keluarga berencana, masyarakat yang ada saat ini dan kelak adalah sumber daya manusia Indonesia, yang seharusnya memiliki daya saing yang bagus, dan salah satu cara untuk menuju SDM yang berkualitas adalah dengan pemenuhan gizi seimbang, dengan kata lain bahwa pemerintah haruslah berani untuk berinvestasi di ranah gizi masyarakat. Agar SDM Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan dalam hal, utamanya dunia kesehatan, maupun ekonomi. Bukankah dalam badan yang sehat, terdapat jiwa yang kuat?
Sebagaimana yang dikatakan David Tylor, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, yang memberikan pernyataan sebagai berikut:
"Meningkatkan kualitas gizi masyarakat menjadi penting, agar masyarakat Indonesia lebih berkualitas, dan persoalan kekurangan gizi akan teratasi"
Apa yang dikatakan oleh David Tylor tersebut sangatlah tepat, tetapi ini bukan hanya soal masyarakat Indonesia masih kurang minum susu ataupun daging, walaupun tentu saja konsumi susu dan daging pun perlu, namun bukan berarti hanya itu yang harus dijadikan prioritas. Sebagai negara agraris, tentu saja kebutuhan pangan serat sayur mayur maupun buah-buahan juga harus ditingkatkan konsumsinya bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dan sebagai negara maritim, kiranya konsumsi ikan laut yang kaya akan gizi, juga perlu, selain tentu saja peningkatan konsumsi ikan air tawarnya.
Segalanya harus diupayakan, dan sebaiknya orientasinya harus bernunasa kearifan lokal, yakni mengembangkan sumber-sumber pangan di wilayah masing-masing, yang kemudian akan meningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri. Ya, sekali lagi baik Prabowo maupun Jokowi, haruslah memenuhi gizi konvensional masyarakat Indonesia, yakni karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak, dan air. Juga komponen gizi lainnya atau other nutrient factors, seperti Myoinositol, kolin, Koenzim Q, Bioflavonoids, Asam Lipoat, vitamin B17, Asam pangamat, kafein, theophylline, theobronim, spirulina, karnitin, taurin, organosulfur, isoprenoid, phenilpropanoid, saponin, dan lainnya. Sesuai dengan yang dibutuhkan. Dan hal itu tentu saja juga harus didukung dengan penyediaan tenaga kesehatan ahli gizi yang bermutu tinggi. Ya, semoga saja permintah tidak melupakan masalah gizi, mengingat ini pun ada kaitannya dengan bidang pendidikan, yang mana membangunnya juga harus dimulai dari asupan anak didik yang bergizi, agar mereka kuat dan smart. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar