Proud of

Proud of

Jumat, 13 Juni 2014

2 Profesor Langka di Indonesia

Keberadaan Guru Besar atau Profesor di suatu perguruan tinggi tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu faktor kualitas penjamin dari institusi pendidikan. Di kampusku sendiri, Institut Pertanian Bogor, memiliki kurang lebih 175 Profesor (Data dari Panduan Pendidikan Sarjana Ed. Tahun 2010), sampai tahun 2014 jumlahnya terus bertambah. Lalu, apakah 2 Profesor Langka di Indonesia yang dimaksud ada di IPB?

Bukan, di IPB semua Profesornya adalah pasti, karena memang rumpun ilmu yang ada adalah ilmu-ilmu pasti, sains. Terus? Sebagaimana dimuka disebutkan setiap institusi perguruan tinggi dengan syarat-syarat yang ditentukan bisa mengangkat atau menganugerahi seorang dosen bergelar doktor (S3) sebagai profesor. Dan hal itu juga dilakukan oleh Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) yang mengukuhkan DR. Abdullah Makhmud Hendropriyono, sebagai Profesor Ilmu Intelijen Negara pertama di Indonesia. Terus satu lagi? Berikutnya tidak asing lagi, yang satu memang sudah mantan Kepala Badan Intelijen Negara, nah yang satunya sebentar lagi juga akan mendapatkan gelar mantan, siapakah dia?

Ya, dia adalah DR. Susilo Bambang Yudhoyono! Presiden Indonesia yang tahun 2014 ini akan mengakhiri masa jabatannya. SBY sendiri adalah lulusan program doktoral dari Sekolah Pascasarjana IPB. Dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional oleh institusi Universitas Pertahanan Indonesia. Kedua perguruan tinggi tersebut, yakni STIN dan Universitas Pertahanan Indonesia berlokasi di Bogor, dan kedua profesornya tersebut adalah penggagas dari masing-masing institusi tersebut. Kedua PT memang masih belum lama berdiri, karena dua bidang ilmu utama yang dikembang-ajarkan oleh keduanya di Indonesia memang tergolong baru, namun bagaimana pun kita memang membutuhkan ahli-ahli intelejin negara maupun pertahanan negara yang mumpumi, dan dengan adanya profesor di kedua bidang tersebut semakin meyakinkan dunia bahwa Indonesia pun bisa mampu mengembangkan studi intelijen maupun pertahanan.

Keduanya memang langka. Dan sebagai mahasiswa yang masih aktif, dan tingkat akhir ini, saya sendiri merasakan lain memang bila bersinggungan dengan seorang profesor. Duh, jadi berharap suatu saat aku jadi profesor di bidang Ilmu Gizi (Amin!). Omong-omong soal guru besar, salah satu pembimbin skripsiku juga adalah seorang profesor, beliau adalah Prof. DR. drh. Clara Meliyanti Kusharto, M.Sc, pengajar di Fakultas Ekologi Manusia IPB, dan yang satunya adalah DR. Dra. Pipih Suptijah, M.BA, pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Saya doakan, pembimbingku yang kedua juga segera dikukuhkan menjadi Guru Besar! Amin! []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar