Proud of

Proud of

Rabu, 18 Desember 2013

Pentingnya E-Learning Sebagai Sarana Pembelajaran Pendamping

Dalam pandangan Ilmu Gizi, seorang ibu yang baru saja melahirkan harus memberikan air susu ibu atau kita kenal dengan istilah ASI, secara ekslusif selama enam bulan penuh. Dan setelah itu, bayi dianjurkan diberi makanan pendamping ASI atau MP-ASI. Hal itu menurut saya sama halnya dengan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung antara guru dan murid. Selain diadakan dalam kelas, di mana ada tatap muka dan interaksi sosial yang terjadi, perlu adanya pembelajaran pendamping di luar waktu yang biasanya. Secara konvensional, murid belajar dari jam 7 sampai dengan jam 12 siang, rata-ratanya. Lalu di luar itu?

Sangat sulit untuk menyatakan hal pastinya, barangkali ada yang belajar dan mungkin tidak sedikit yang malah asyik dengan hal di luar konteks belajar, yang mana belajar itu adalah tugas utama para murid. Lantas bagi guru sendiri bagaimana? Di luar tugasnya mengajar, apakah tetap menyisakan waktu belajar atau mengajar?

Dari hal itulah kemudian saya beranggapan bahwa e-learning itu penting sebagai sarana pembelajaran pendamping. Tidak bisakah sebagai sarana utama pembelajaran? Bisa saja, apalagi bila suatu sekolah memang sudah siap sedia segala sarananya, sehingga tidak ada istilah satu komputer harus dipakai oleh beberapa siswa, bila sudah dapat menyediakan satu komputer satu siswa, maka e-learning sebagai sarana pembelajaran utama adalah mungkin. Tetapi, hal itu tidak boleh lepas dari interaksi sosial, sebab sebagaimana pun seperti apa yang saya jelaskan di atas, mengapa ibu harus menyusui bayinya? Karena selain untuk kesehatan dan perkembangan otaknya juga untuk menimbulkan hubungan psikologis dan sosial, karena adanya "sentuhan" atau hubungan langsung.

E-learning sebagai suatu sarana pendamping tentu saja tidak hanya dapat diakses secara online, tetapi juga offline. Umumnya, kita hanya tahu istilah e-learning sebagai sarana belajar jarak jauh yang mana antara murid dan guru atau antara mahasiswa dan dosen berjauhan tempat, di mana mereka hanya disambungkan oleh akses internet di perangkat komputer mereka, dan itu berlangsung melalui website tersendiri yang biasanya ada istilah e-learning-nya. Sebenarnya, di tengah fakta bahwa tidak semua murid di rumahnya itu memiliki akses internet, sehingga mereka hanya dapat akses bila pergi ke warnet atau di sekolahnya saja, maka pembelajaran elektronik itu memang tidak terbatas pada basis internet atau dunia maya. Tetapi dapat melalui segala perangkat elektronik. Misalnya, e-book, radio, televisi, kaset, CD/DVD, MP3, LCD dan lainnya.

Bahan-bahan materi untuk e-learning memang sudah seharusnya dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi semakin mudah dan fleksibel untuk dapat dijadikan bahan ajar baik untuk di dalam ruang kelas ataupun untuk di luar kelas. Sehingga, akses dapat diperoleh oleh semua murid, tanpa ada kesenjangan antara yang punya komputer dan akses internetnya dengan yang tidak punya.

Lepas dari itu, sejujurnya e-learning memang perlu, dan kalau bisa menjadi sarana pembalajaran utama, di mana di suatu kelas, tidak lagi harus habis waktu untuk mencatat dengan alat tulis konvensional. Tetapi di sini tidak hanya sarana yang harus ada, namun juga guru sebagai fasilitator harus juga diberikan pengarahan yang tepat, agar tidak sekadar menunggu lemparan bola materi dari dinas misalnya, tetapi dapat berkreasi secara kreatif melalui e-learning, sebab bagaimana pun, pembelajaran elektronik itu, apalagi yang online, antara guru dan murid harus memiliki semangat yang sama, semangat belajar, berinteraksi secara elektronik. Akan sangat disayangkan bila gurunya kurang cekatan dalam memanfaatkan sarana e-learning dalam proses mengajarnya. Sedangkan murid, saya rasa, hampir semuanya akan senang untuk belajar secara e-learning.

Dalam hal materi e-learning, tidak harus selalu menyajikan bahan ajar yang utama dan memang ada dalam kurikulum, tetapi bisa yang bersifat suplemen atau ilmu pengetahuan umum yang umumnya terus berkembang, dan penting sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir para murid dan juga guru, agar wawasannya semakin luas. Akan tetapi, dalam hal pengawasan apalagi bila e-learningnya juga menyajikan tugas, ada baiknya dibuatkan sistem pendeteksian atau guru berinisiatif melakukan cek setiap tugas dari setiap murid, untuk menghindari plagiat atau copypaste, apalagi bila ada akses internetnya, bisa saja dan hal ini mungkin terjadi. Untuk itulah, tetap yang namanya pertemuan tatap muka adalah penting. Agar pengarahan secara langsungnya dapat memberikan arahan pada murid ketika harus belajar secara e-learning di luar kelas.

Pada akhirnya di saat suatu sekolah memang belum melakukan program e-learning secara maksimal dan menyeluruh, guru harus berinisiatif agar murid mau mengakses sistem e-learning yang sesungguhnya bertebaran di dunia maya, atau murid berinisiatif sendiri, sebagai sarana menambah pengetahuan di luar pembelajaran pokok dalam kelas. Saya menemukan salah satu website e-learning yang menarik dan dapat dijadikan contoh untuk pengembangan di Indonesia, situsnya itu http://e-learningforkids.org/

Dalam situs itu, bagi anak-anak akan merasakan senang karena tidak hanya ada pembelajaran yang juga dipelajari di sekolah tetapi juga pengetahuan atau keterampilan umum, juga ada program keterampilan untuk remaja pelajar, seperti tentang kepemimpinan dan lainnya. Semuanya sangat imajinatif dan kreatif, penjelasannya jelas dan padat. Sehingga tidak menjadikan bosan. Dan e-learning tersebut disediakan bukan oleh institusi pendidikan, tetapi semacam organisasi yang tidak mengejar profit dan untuk tujuan sosial agar anak-anak dan remaja pelajar mendapatkan pengetahuan atau suplemen yang bermanfaat. Demikianlah, kita memang sudah seharusnya berkerjasama untuk memberikan yang terbaik bagi generasi bangsa, saya harap, akan banyak pihak yang tergerak untuk juga menyediakan program e-learning, atau setidaknya memberikan  bantuan akses internet serta perangkat yang diperlukannya bagi para murid dan guru yang berada di luar daerah, yang mana mereka butuh dikenalkan juga dengan yang namanya e-learning


(Salah satu screenshot program e-learning dalam situs http://e-learningforkids.org/)
[]



4 komentar:

  1. E-learning adalah satu cara untuk membuat dunia pendidikan di indonesia lebih maju, dengan sistem yang friendly dan mengasyikan pasti siswa-siswa tdk akan merasa boring . semoga sistem ini bisa benar2 diterapkan di indonesia. amiin oh ya gan mhon kunjungan baliknya di blog q dan minta komentarnya juga ! heheh trims :)

    http://kenichii.blogspot.com/2013/12/e-learning-untuk-guru-dan-siswa-demi.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dalam hal ini sebelum penerapan e-learning itu maksimal, guru seharusnya memang menyajikan pengajaran yang mengasyikkan. Amin

      Ok :)

      Hapus
  2. bener juga yah jadi ngerti setelah baca ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah bila tulisan di atas dapat dipahami :)

      Hapus