Proud of

Proud of

Minggu, 02 Agustus 2015

Tempe Transgenik: Amankah untuk dikonsumsi?

TEMPE. Makanan yang satu ini tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Tempe menjadi makanan yang banyak dikonsumsi dan menjadi salah satu sumber protein yang penting bagi penduduk Indonesia. Sebagai sumber protein yang berasal dari nabati, tempe berkontribusi sedikitnya 9.2% dari pola konsumsi protein penduduk Indonesia. Tentunya masyarakat yang sedang menjalani diet Vegan bisa menggantikan sumber protein dari daging atau telur dengan salah satu makanan favorit ini, yaitu Tempe.

Tempe
Sebagai salah satu makanan favorit di Indonesia, permintaan produsen terhadap kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe menjadi sangat tinggi sebagai penyeimbang permintaan konsumen terhadap tempe. Kebutuhan kedelai untuk konsumsi yang mencapai 2.5-3 juta ton per tahun memaksa Indonesia untuk mengimpor sebaganyak 1.95 juta ton per tahun. Tempe yang ada di pasaran selama ini sebagian besar menggunakan kedelai yang diimpor dari Amerika. Jenis kedelai yang digunakan sebagian besar adalah kedelai PRG (Genetically Modified Organism) atau kedelai hasil rekayasa genetik

Jika masyarakat mengetahui hal ini tentunya akan banyak menimbulkan kekhawatian. Masyarakat saat ini semakin peduli dengan isu-isu terhadap pangan-pangan yang tidak jelas keamanannya, terlebih isu yang sekarang banyak masyarakat belum tahu mengenai apakah ada dampak dari kedelai hasil rekayasa genetik yang selama ini mereka konsumsi dalam bentuk tempe terhadap kesehatan dalam jangka waktu panjang. Amankah kita mengkonsumsi tempe yang berasal dari kedelai hasil rekayasa genetik?

Hal ini menjadi tugas pemerintah sebagai pengelola gerbang masuknya bahan-bahan pangan impor dari luar negeri sebagai penjamin bahwa bahan pangan impor yang tersebar di pasaran aman untuk dikonsumsi. Penelitian demi penelitian akhirnya dilakukan untuk mengetahui keamanan kedelai hasil rekayasa genetik yang dilakukan terhadap tikus percobaan.
  
Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak ada dampak yang merugikan akibat mengkonsumsi kedelai hasil rekayasa genetik. Mengkonsumsi kedelai hasil rekayasa genetik bersifat aman dan tidak menimbulkan dampak yang buruk terhadap kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas protein pada kedelai hasil rekayasa genetik hampir sama dengan protein pada kasein susu. Untuk anda sekalian yang ingin mengemukkan badan tetapi tidak bisa mengkonsumsi susu seperti pada kasus penderita Lactosa Intolerance tentunya mengkonsumsi tempe ataupun susu kedelai dari hasil rekayasa genetik bisa menjadi pilihan yang baik.


[]

2 komentar:

  1. Saya pernah membaca bahwa kedelai bisa membakar kalori, jadi bagus untuk diet. Jadi harusnya tempe tidak menggemukkan badan. Bagaimana sebenarnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang saya ketahui tidak ada makanan (re: kedelai) yang dapat membakar kalori, sebaliknya makanan justru memberikan kita kalori yang oleh tubuh kita dibentuk menjadi energi untuk aktifitas kita sehari-hari.

      Kedelai bagus untuk menurunkan badan,karena mempunyai kandungan nilai Indeks glikemik yang rendah serta serat pangan sehingga jika kita mengkonsumsi kedelai akan cepat kenyang dan tidak mudah lapar. itu lah yang menyebabkan kedelai menjadi pilihan yang baik untuk orang2 yang sedang menjalani diet penurunan berat badan.

      konteks tempe tidak menggemukan badan, tergantung dari apakah dia mengkonsumsi makanan lain atau tidak...meski mengkonsumsi tempe, tanpa ada batasan konsumsi makanan lain tetap tidak ada pengaruhnya untuk menurunkan berat badan.

      Hapus