Nah, dengan meningkatnya laju pengguna teknologi informasi yang memanfaatkan basis internet, akhirnya kebiasaan meresensi pun muncul di dunia maya,baik oleh situs media tertentu yang memang berbayar ada pula yang secara sukarela karena hobi menulis resensi yang dipublikasikannya melalui blog. Dan akhir-akhir ini, tren yang terakhir saya sebutkan itu lagi naik daun, dan banyak dilirik oleh banyak produsen, baik itu dari pihak penerbit buku/atau penulisnya, maupun dari produk-produk lainnya seperti perlengkapan rumah dan aneka produk lainnya yang merupakan kebutuhan keluarga.
Tapi, kalau saya perhatikan memang seperti peribahasa alah bisa karena biasa, siapa yang menuai ia yang memanen. Begitupun dengan adanya tawaran untuk mereview suatu produk itu harus ada feedback terlebih dahulu dari kitanya, misalnya, kita memang membiasakan membuat resensi atas suatu produk tematik tertentu, niscaya lambat laun hal itu akan dengan sendirinya mendatangkan tawaran dari pihak yang merasa diuntungkan oleh review kita itu. Dan hal ini jelas perlu latihan, dan pembiasaan. Dan kalau memang sudah mau fokus, tidak ada salahnya kita menjadikannya suatu profesi. Tetapi itu tadi, kita harus bisa menjual diri khususnya konten blog kita itu kepada pembaca dan juga pada produsen. Sehingga umpan balik maupun timbal balik yang menguntungkan akan terjadi.
Saya sendiri sih belum mengerti betul, tetapi sadar bahwa hal ini adalah satu peluang. Ya, kalau ada kesempatan mengapa tidak mencoba membuat review, kan siapa tahu ada yang minat direviewin kan? Hehehe... saya pribadi sih belum paham betul soal bagaimana kesepakatan dealnya antara blogger yang akan mereview maupun pihak yang akan direview, namun yang pasti beberapa hal prinsip yang harus dipegang oleh seorang presensi *
"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Blogger dan Job Review" oleh Petrus Andre yang didukung oleh Ajeng Angelina dan Elisa Fariesta."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar