Proud of

Proud of

Selasa, 10 Februari 2015

Job Review: dari Resensi Buku Hingga Ke Ruang Tamu

Di manakah biasanya kita bisa menemukan rubrik ataupun bahan bacaan berupa resensi? Umumnya pasti menyebut koran ataupun majalah maupun tabloid. Dan kalau harus jujur, pada mulanya istilah resensi itu hanya untuk produk berupa buku. Seiring berkembangnya waktu, aneka resensi pun bermunculan dengan banyaknya media massa yang memiliki pasarnya sendiri-sendiri, yang mungkin familiar selain buku adalah resensi film.

Nah, dengan meningkatnya laju pengguna teknologi informasi yang memanfaatkan basis internet, akhirnya kebiasaan meresensi pun muncul di dunia maya,baik oleh situs media tertentu yang memang berbayar ada pula yang secara sukarela karena hobi menulis resensi yang dipublikasikannya melalui blog. Dan akhir-akhir ini, tren yang terakhir saya sebutkan itu lagi naik daun, dan banyak dilirik oleh banyak produsen, baik itu dari pihak penerbit buku/atau penulisnya, maupun dari produk-produk lainnya seperti perlengkapan rumah dan aneka produk lainnya yang merupakan kebutuhan keluarga.

Tapi, kalau saya perhatikan memang seperti peribahasa alah bisa karena biasa, siapa yang menuai ia yang memanen. Begitupun dengan adanya tawaran untuk mereview suatu produk itu harus ada feedback terlebih dahulu dari kitanya, misalnya, kita memang membiasakan membuat resensi atas suatu produk tematik tertentu, niscaya lambat laun hal itu akan dengan sendirinya mendatangkan tawaran dari pihak yang merasa diuntungkan oleh review kita itu. Dan hal ini jelas perlu latihan, dan pembiasaan. Dan kalau memang sudah mau fokus, tidak ada salahnya kita menjadikannya suatu profesi. Tetapi itu tadi, kita harus bisa menjual diri khususnya konten blog kita itu kepada pembaca dan juga pada produsen. Sehingga umpan balik maupun timbal balik yang menguntungkan akan terjadi.

Saya sendiri sih belum mengerti betul, tetapi sadar bahwa hal ini adalah satu peluang. Ya, kalau ada kesempatan mengapa tidak mencoba membuat review, kan siapa tahu ada yang minat direviewin kan? Hehehe... saya pribadi sih belum paham betul soal bagaimana kesepakatan dealnya antara blogger yang akan mereview maupun pihak yang akan direview, namun yang pasti beberapa hal prinsip yang harus dipegang oleh seorang presensi *mengingat pelajaran bahasa Indonesia* sebisa mungkin review harus objektif, jangan sampai terlalu membesar-besarkan ataupun pada akhirnya seperti pepesan kosong. Karena bagaimana pun sebagai seorang job reviewers, pembaca menaruh kepercayaan kepada kita selaku yang mereview, dan karena ia percaya maka kadang akan membali setelah membaca resensi kita. Nah kalau kita terlalu mengada-ngada kasihan pembaca yang sudah percaya, nanti bisa nggak mau lagi baca blog kita. Seberapa besar pun tawaran produsen, sebaiknya tidak ada kata sepakat untuk "omong besar". Bagaimana pun, job review dengan ilmu adalah yang terbaik.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Blogger dan Job Review" oleh Petrus Andre yang didukung oleh Ajeng Angelina dan Elisa Fariesta."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar