Di sela-sela membantu proyeknya Mbak Nunung, salah satu mahasiswa pascasarjana di Institut Pertanian Bogor, dan di tengah hujan berpetir yang bikin perasaan tambah galau. Aku menuliskan ini. Hmm... barangkali
father's day sudah terlewat ya, tetapi tidak mengapa, bisa dikatakan aku sengaja menelatkan hal ini...
|
Ayahku, almarhum Rosid Atmadja |
Ya, itulah satu-satunya foto yang aku miliki, wujud ayah yang samar-samar masih kuingat. Saat beliau pergi aku memang belum di dewasa betul, tetapi aku merasakan pula kepahitan sebagaimana kakak-kakak yang juga ditinggalkan, terutama ibuku. Tetapi, pada akhirnya aku, karena ibuku utamanya, selalu mengingatkan bahwa kematian adalah takdir mutlak yang tidak dapat dihindarkan, aku lambat laun mengerti dan memahami.
Aku tidak bisa menuliskan banyak hal, dalam untaian berikut ini... aku turut memperingati hari ayah, sebagaimana mereka yang merayakannya dengan ayah-ayah mereka di rumah yang hangat...
Ayah, dalam ketiadaan engkau di sini
aku masih mencintaimu
hati ini memang sempat hancur kehilanganmu
tetapi memori mengingatkanku kembali
sosok engkau ada dalam diriku
dan doaku ada untukmu...
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa ayahanda hamba
Dan satukanlah kami kelak bersama beliau di janah-Mu
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar