Memanfaatkan Waktu Saat Ini dengan Keterampilan Akan Memperpanjang Masa Depan

Kemarin, 1 Agustus 2014, usia saya genap 21 tahun. Sebagaimana umumnya kita, saya pun berdoa dan mendapatkan dukungan doa dari rekan-rekan dan kerabat terkait umur yang panjang. Rasanya tentu lengkap sekali bila bisa menggenapi fase-fase dalam kehidupan mulai dari balita, remaja, dewasa, maupun masa lansia dengan suka cita dan kekuatan fisik yang sama. Tapi apa mungkin? Kalau bicara soal kemungkinan, ya hal itu berarti mungkin saja. Semuanya memang harus direncanakan, jika tidak, akan sama saja antara masa muda maupun masa tua.

Dan dalam hal ini, saya percaya pada asas hidup butuh keterampilan. Terampil dalam menjalani kehidupan adalah kunci pemanfaatan waktu sekarang untuk memperpanjang kesempatan di masa depan. Karena nggak ada yang tahu pasti apakah memang besok itu saya ataupun kita masih punya waktu, maka memanfaatkan waktu saat ini dengan keterampilan adalah langkah pertama yang penuh kebaikan. Tapi, keterampilan itu biasanya nggak bisa didapat tanpa latihan dan proses belajar, untuk itu, siapa yang berkehendak panjang usia harus memiliki jiwa sang pembelajar sepanjang hayat.

Soal keterampilan apa yang harus dikuasai? Ya, sebanyak mungkin, jangan hanya pandai dalam satu bidang saja istilahnya. Jangan sampai kita kehilangan seluruh hidup kita, kalau kehilangan separuh hidup (yakni masa lalu) ya nggak apa-apa, tapi masa depan? Ya jangan sampai deh.

Apalagi di zaman sekarang ini, yang mana angka harapan hidup setiap manusia semakin menurun karena banyak faktor, utamanya dampak dari perkembangan ilmu dan teknologi yang tidak ramah. Tidak hanya pada manusia, tetapi pada dunia. Maka itu perlu memang kita meluruskan niat, agar sebisa mungkin menghilangkan unsur kejahatan sekaligus kebodohan dalam diri kita sendiri.

Saya sendiri, jika ditanya apa saja usaha ataupun langkah agar berkesempatan merasakan masa yang panjang ke depan ya melazimkan kehidupan yang sehat, mulai dari sehat fisik, sehat akal, sehat hati, sehat lingkungan, sehat sosial, dan lain-lainnya, yang sehat-sehat. Karena kesehatan mempengaruhi kekuatan seseorang untuk kemudian dapat terampil. Karena kalau hanya kuat otot saja, mungkin saya nggak bisa mengangkat batu besar pada usia saya sekarang, dan di saat saya berusia 60-an pun tetap nggak bisa angkat batu besar jika hanya mengandalkan otot. Maka perlu juga otak yang mendayagunakan keterampilan. Bahwa kini mengangkat sesuatu yang besar tidak harus menggunakan tangan, ada alat-alat lain agar kita bisa lebih hidup. Masalahnya memang, mau belajar tahu dan memakai alat itu nggak. Dalam hal ini, ajaran agama pun adalah alat untuk hidup, tidak hanya awet muda, tetapi juga panjang usia yang penuh dengan kebaikan. Apa susah? Memulainya mungkin, tapi kalau disertai kelapangan hati sebenarnya mudah saja, bahwa silaturahmi saja memperpanjang usia dan menambah rezeki.

Sungguh, Allah, Tuhan yang Penuh Kasih memang membuka pintu karunia sebesar-besarnya bagi mereka yang berkehendak untuk memperbanyak kebaikan terhadap sesama. Mungkin saja usia saya nggak sampai kepada angka 60-an tahun, tetapi amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan keturunan yang saleh dapat memperpanjang apa yang telah saya lakukan saat ini sampai waktu bagi dunia benar-benar habis, dan itu bisa jadi lebih dari angka 60-an tahun... Semoga saya dapat memanfaatkan waktu saat ini... Amin

Artikel  ini diikutsertakan pada Giveaway Seminggu:  Road To 64.