Sampai saat ini, masalah kesehatan yang terus menjadi sorotan dunia adalah Tuberkulosis dan HIV. Dan sudah sejak terjadinya AIDS, TB dan HIV pun dikaitkan, di mana dapat terjadi yang namanya co-infection atau ko-infeksi antara TB dan HIV. Keduanya bisa bekerjasama untuk dapat memperparah kondisi kesehatan seseorang. Dan bila keduanya ada dalam tubuh seseorang, maka penyebarannya pun akan lebih membahayakan. Sebab keduanya bersifat menular. Walaupun jalan penularannya berbeda-beda.
Berdasarkan data dalam Global Tuberculosis Control (2012), tahun 2011 saja ada sekitar 430 ribu jiwa yang meninggal dunia karena persekutuan TB dan HIV, walaupun di tahun 2013 ada penurunan menjadi 320 ribu jiwa berdasarkan Global Report WHO 2013, hal itu tetap masih tinggi, dan menjadi satu ancaman besar di masa mendatang jika tidak diantisipasi sejak dini. Untuk kasus di Indonesia sendiri, justru ada peningkatan, dan tentunya hal ini harus menjadi perhatian kita bersama dalam rangka menuju Indonesia bebas TB maupun HIV.
Dari itu, perlu adanya pelayanan terpadu, mulai dari sosialisasi maupun antisipasi, serta edukasi yang menyeluruh terkait TB dan HIV. Dan, bagi mereka yang mengidap HIV Positif harus segera juga dilakukan pemeriksaan TB, karena TB laten dalam tubuh bisa terpicu menjadi aktif. Dan kalau pengidap HIV positif terjangkit pula oleh infeksi TB, hal itu akan memperburuk keadaan. Karena biasanya TB pada penderita HIV positiflah yang biasanya menjadi penyebab kematian ODHA. Mengingat imunitas ODHA cenderung cepat menurun dengan drastis, jadi rentan terserang infeksi bakteri maupun virus.
Jadi, memang sudah seharusnya adanya kolaborasi penyembuhan dengan upaya program disiplin minum obatnya, serat langkah penanggulangan TB dan HIV. Dalam hal ini, pengendalian TB memang harus lebih diutama agar beban pada ODHA tidak terlalu tinggi. Meskipun begitu, sosialisasi tentang HIV.AIDS pun harus digalakkan. Karena harapan kita bersama adalah agar tidak ada lagi yang kena TB ataupun HIV apalagi ko-infeksi antar keduanya. Peran kita semua sangatlah penting, selain dari pemerintah melalui kementerian kesehatan yang mengupayakan penyediaan obat, ahli, dan pelayanan yang prima, serta peraturan perundang-undangan terkait, juga semua elemen masyarakat. Dalam keluarga, kita bisa mulai dengan upaya perbaikan gizi keluarga, agar kesehatan tetap terjaga. Juga edukasi seks dan religi yang terkolaborasi agar generasi bangsa tidak salah langkah dalam pergaulannya, sehingga terhindar dari HIV/AIDS, dan berperan aktif sebagai pengingat mereka yang menderita TB aktif maupun laten. Sehingga sinergi yang ada akan menghasilkan masa depan yang lebih baik bagi kita semua.
Sudah barang tentu, tidak hanya diabetes melittus ataupun jantung koroner yang harus kita khawatirkan dan ketahui dampak, dan penanggulangannya, tetapi juga TB dan HIV, terlebih, kedua penyakit tersebut bersifat menular. Jadi harus lebih diwaspadai. Di mana sebenarnya, kalau seorang penderita TB itu patuh, di mana memenuhi terapi obatnya, nisacaya dia akan sembuh. Pada akhirnya, gerakan disiplin memang nggak hanya terkait soal sekolah, tetapi juga kesehatan. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar