Proud of

Proud of

Jumat, 11 April 2014

Penatalaksanaan Gizi Pada Kasus Bedah Osteosarcoma

III.1 PENATALAKSANAAN GIZI PADA KASUS BEDAH

III.1 Kasus Bedah Mayor
            Osteosarcoma

III.1.1 Gambaran Umum Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi
III.1.1.1 Gambaran Umum Penyakit
Menurut The Liddy Shriver Sarcoma Initiative yang berdiri sekitar tahun 2003, osteosarkoma adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada tulang, dan seringnya di sekitar lutut. Banyak hasil diagnosa osteosarkoma dialami oleh mereka yang berusia di bawah 25 tahun, khususnya anak-anak dan remaja yang tengah mengalami pertumbuhan, dan lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Osteosarkoma secara umum dapat terjadi pada tulang apapun, tetapi paling sering memang pada daerah tulang yang memiliki pertumbuhan yang cepat. (Lerner A et al 2011)


III.1.1.2 Etiologi
            Penyebab dari osteosarkoma tidak banyak diketahui. Beberapa kasus terkait masalah keturunan. Dalam satu penelitian memang ditemukan suatu gen yang meningkatkan risiko terkena ostesarkoma, di mana gen tersebut juga berhubungan dengan retinoblastoma (Gebhardt et al 2008). Selain itu, radiasi sebagaimana umumnya menjadi pemicu perkembangan kanker disinyalir juga menjadi penyebab terjadinya osteosarkoma (Enzinger 1995, Tucker 1990, 1987, 1985, Huvos 1985, Weatherby 1981 dalam Peter J. Buecker et al, 2005). Fuchs dan Pritchard (2002) menyatakan beberapa bahan kimia dapat memicu osteosarkoma seperti senyawa berilium dan methylcholanthrene.

III.1.1.3 Patofisiologi
            Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif. (Peter J. Buecker et al 2005)

III.1.2 Identitas Os
Nama                           : Tn. E
NRM                           : 14020100
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Tanggak lahir              : 10/08/1973
Umur                           : 40 tahun
Agama                         : Islam
Pekerjaan                     : Karyawan Swasta
Pendidikan terakhir     : SMP
Peran dalam keluarga  : Ayah dari 3 anak
Tanggal Masuk RS      : 12/2/2014
Tanggal Pengamatan   : 14/2/2014
RU/KMR/KLS           : Aglonema/II/ 6 Bed 1
Diagnosis Medis         : Osteosarcoma
Gambaran umum kasus : 7 bulan SMRS Os mengeluh nyeri pada pinggang kanan semakin lama semakin kuat, Os sering berobat ke praktek swasta dan disangka sakit ginjal. 4 bulan yang lalu muncul benjolan pada pinggang dan dibawa ke RS santosa untuk dibiopsi terdapat Metastasis clear cell pada kelenjar getah bening pelvis dextra, kemudian 3 bulan yang lalu timbul nyeri pada lutut dan terdapat benjolan dibiopsi lagi di rumah sakit kebon jati terdapat Adenocarsinoma poorly differentiated.
Terapi Obat Os            :
Jenis Obat
Indikasi
Kontra-Indikasi
Tramadol
Untuk mengurangi nyeri akut atau knonis berat
Pasien dengan hipersensitivitas, depresi napas akut, peningkatan tekanan kranial atau cedera kepala.
Ranitidin
Untuk pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari, tukak lambung dan mengurangi gejala refluks
Penderita yang hipersensitif terhadap Ranitidine
Ketorolac
Untuk anti inflamasi akut
pasien dengan riwayat gagal ginjal, riwayat atau sedang menderita ulcerasi peptic, angka trombosit yang rendah.

III.1.3 Asuhan Gizi
Semua Os yang beresiko atau sudah mengalami malnutrisi atau masalah gizi akan dilakukan proses asuhan gizi yang sama sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Berdasarkan hasil skrining gizi Os melalui SGA (Subjective Global Assesment) didapatkan Os tergolong kedalam kategori resiko malnutrisi berat sehingga memerlukan proses asuhan gizi yang tepat. PAGT merupakan asuhan gizi yang sistematis yang terdiri dari assesmen, diagnosis, intervensi, monitoring dan evaluasi.

III.1.3.1 Assesmen/Pengkajian gizi
Pengkajian gizi merupakan landasan yang memberikan data-data dasar untuk penyelenggaraan terapi diet dan diet optimal bagi Os. Proses pengkajian gizi memerlukan berbagai data yang digunakan yaitu mencakup antropometri, biokimia, klinis, riwayat makan dan riwayat personal (Anggraeni 2012).

III.1.3.1.1 Antropometri
            Pengukuran antropometri yang digunakan dalam pengkajian pada kasus ini meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas. Dalam kasus ini, Os dalam keadaan bed rest dan tidak dapat berdiri sehingga berat badan dan tinggi badan tidak dapat diukur secara langsung. Namun lingkar lengan atas Os masih dapat diukur, sehingga status gizi Os dikoreksi dari hasil lingkar lengan atas berdasarkan rumus berikut :



% deviasi dari  standar = Pengukuran sebenarnya x100%
                                                 Nilai standar

 
 





Data berat badan dan tinggi badan Os diperoleh dari data sekunder yang berasal dari rekam medik dan pengakuan Os. Berat badan Os saat ini yaitu 50 kg dan berat badan biasanya 65 kg sekitar 6 bulan yang lalu yang lalu. Sehingga terjadi penurunan berat badan sebesar 23% selama 6 bulan. Tinggi badan Os yaitu 166 cm. Dan lingkar lengan atas Os yaitu 20 cm. Berdasarkan rumus diatas, % deviasi dari standar Os adalah 71% sehingga termasuk kedalam kategori gizi kurang.

III.1.3.1.2 Biokimia
            Data biokimia merupakan data dari hasil laboraturium yang sebagian mempunyai hubungan erat dengan keadaan umum Os yang bisa dikaitkan dengan masalah gizi. Data biokimia diperoleh dari status rekam medik Os dengan waktu hasil laboraturium terakhir yaitu tanggal 13 Februari 2014. Berikut ini hasil laboraturium terakhir pada saat dilakukan pengkajian gizi.
Tabel 1 Hasil tes laboraturium Os
Hasil
Nilai Lab Os
13/2/14
Nilai Normal
Kategori
Hemoglobin
7,6
13-16 g/dl
Rendah
Hematokrit
23
35-47%
Rendah
Leukosit
24.400
4.400-11.300
Tinggi
Sumber : Rekam Medik Os
            Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa Os memiliki kadar hemoglobin dan hematokrit yang rendah dan kadar leukosit yang tinggi. Hasil ini berkaitan dengan kondisi penyakit Os dan tidak ada kaitannya dengan masalah gizi.

III.1.3.1.3 Klinis dan Fisik
            Pemeriksaan klinis dan fisik merupakan salah satu kriteria yang mendukung dalam penentuan diagnosis gizi. Pemeriksaan klinis meliputi tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan dan suhu tubuh. Sedangkan pemeriksaan fisik meliputi keluhan yang dirasakan Os. Data klinis diperoleh dari data sekunder. Sedangkan data fisik diperoleh secara langsung dengan bertanya kepada Os. Berikut data klinis dan fisik Os saat pengkajian.
Tabel 2 Pemeriksaan klinis dan fisik Os
Tanda klinis dan fisik
Nilai normal
Tanggal 14/2/2014
Tekanan darah
120/80 mmHG
130/100
Nadi
60-100x/menit
112x
Suhu
36-370C
360C
Pernafasan
20-30x/menit
24x
Sesak nafas

+
Penurunan nafsu makan

+
Kesulitan menelan

+
Kesadaran

Kompos mentis
Hilang lemak subkutan

+
Mobilitas

Bed rest
Keterangan
Tanda (-)         : Tidak ada
Tanda (+)        : Ada  
Berdasarkan tabel diatas, hasil pemeriksaan klinis diketahui bahwa Os mengalami tekanan darah tinggi dan nadi yang meningkat. Sedangkan hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa Os mengalami sesak nafas, penurunan nafsu makan, hilangnya lemak subkutan dengan mobilitas bed rest.

III.1.3.1.3 Riwayat Personal dan Makanan
III.1.3.1.3.1 Riwayat Personal
            Os merupakan seorang karyawan swasta. Os tidak mempunya riwayat penyakit terdahulu. Os merupakan perokok aktif. Sosial ekonomi Os tergolong menengah kebawah. 7 bulan SMRS Os mengeluh nyeri pada pinggang kanan semakin lama semakin kuat, Os sering berobat ke praktek swasta dan disangka sakit ginjal. 4 bulan yang lalu muncul benjolan pada pinggang dan dibawa ke RS santosa untuk dibiopsi ternyata terdapat Metastasis clear cell pada kelenjargetah bening pelvis dextra, kemudian 3 bulan yang lalu timbul nyeri pada lutut dan terdapat benjolan dibiopsi lagi di rumah sakit kebon jati terdapat Adenocarsinoma poorly differentiated.

III.1.3.1.3.2 Riwayat Makanan
            Berdasarkan hasil wawancara dengan Os dapat diketahui bahwa pola makan satu bulan terakhir Os dengan menggunakan metode Food Frekeunsi Semi Kuantitatif yaitu makan utama 3 kali sehari dan selingan 1-2 kali sehari. Dalam sehari, Os mengkonsumsi makanan pokok 2-3 penukar, lauk hewani 1-2 penukar, lauk nabati 1-2 penukar, sayur 1-2 penukar, gula 2-3 penukar dan minyak 3-4 penukar. Total asupan dalam sehari yaitu energi 1162 kkal, protein 32,5 gram, lemak 32 gram, karbohidrat 179 gram.
            Pada saat pengkajian gizi di rumah sakit, diet makanan yang diberikan adalah makanan biasa dalam bentuk nasi. Untuk menghitung asupan Os dalam sehari digunakan metode Recall 1x24 jam. Diperolehlah Os menghabiskan 1 penukar  nasi, lauk hewani 1,5 penukar,  lauk nabati 1 penukar, buah 2 penukar, susu 1 penukar dan minyak 4penukar. Sebagian besar makanan yang disediakan rumah sakit tidak dimakan. Total asupan dalam sehari yaitu energi 900 kkal, protein 26,5 gram, lemak 32 gram dan karbohidrat 119 gram. Kebutuhan energi Os dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :


Rumus Mifflin untuk menentukan Angka Metabolisme Basal
Untuk laki-laki (AMB) = 10BB+6,25TB-5U+5
Kebutuhan Energi = AMB X FA X FS
 
 


           

Keterangan :
FA : Faktor aktivitas
FS : Faktor stress
            Faktor aktivitas yang digunakan sebesar 1 karena Os dalam keadaan bed rest. Kemudian faktor stress sebesar 1,4 disesuaikan dengan kondisi penyakit Os.Setelah diperoleh Fa dan Fs dapat dicari kebutuhan energi Os. Berikut perhitungan kebutuhan energi Os.


Rumus Mifflin untuk menentukan Angka Metabolisme Basal
Untuk laki-laki  (AMB) = 10BB+6,25TB-5U+5
                                       = ((10x50) +(6,25x166)– (5x40)+5)
                                       = 1342,5 kkal
Kebutuhan Energi = AMB X FA X FS
                              = 1322,5 x 1 x 1,4
                              = 1880 kkal
 
 







Berdasarkan rumus diatas didapatkan kebutuhan energi Os sebesar 1880 kkal dalam satu hari. Kebutuhan protein ditentukan dengan perhitungan 1,5 gram/kg berat badan sekitar 16% dari angka kebutuhan energi, lemak 30% dari angka kebutuhan energi, sedangkan karbohidrat 54% dari angka kebutuhan energi. Dengan ketentuan persentase tersebut diperoleh kebutuhan protein sebesar 75 gram, lemak sebesar 62,6 gram dan karbohidrat 258,5 gram. Berikut ini gambaran total dan persentase asupan Os ketika SMRS (sebelum masuk rumah sakit) dan MRS (masuk rumah sakit) terhadap kebutuhan Os.
Tabel 3 Total asupan energi dan zat gizi SMRS dan MRS
Zat Gizi
Kebutuhan
             SMRS
MRS
Asupan
% Asupan
Asupan
% Asupan
Energi
1880 kkal
1162 kkal
61,8
900 kkal
47,8
Protein
75 gram
32,5 gram
43
26,5 gram
30,2
Lemak
62,6 gram
32 gram
51
32 gram
51
Karbohidrat
258,5 gram
179 gram
69,2
119 gram
46
            Berdasarkan tabel diatas, asupan zat gizi (energi, protein, lemak dan karbohidrat) Os sebelum masuk rumah sakit <70% dari kebutuhan. Berdasarkan standar asupan menurut Depkes (1996) asupan Os termasuk dalam kategori defisit berat. Hal ini disebabkan oleh kondisi Os yang sejak 6 bulan terakhir sakit-sakitan sehingga nafsu makan Os berkurang. Pada saat masuk rumah sakit asupan Os semakin berkurang <50% dari kebutuhan.

III.1.3.2 Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi adalah identifikasi masalah gizi dari data penilaian gizi yang menggambarkan kondisi gizi Os saat ini, resiko hingga potensi terjadinya masalah gizi yang dapat ditindaklanjuti agar dapat diberikan intervensi gizi yang tepat (Anggraeni 2012). Diagnosis gizi dibagi menjadi 3 yaitu domain intake, domain klinis, dan domain behavior. Diantara ketiga domain, domain intake lebih diutamakan karena lebih memungkinkan dilakukan intervensi gizi (ADA 2008). Berdasarkan hasil assesmen terhadap Os didapatkan diagnosis gizi sebagai berikut :
1.             Domain Intake
-          NI 5.2 Malnutrisi berkaitan dengan asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang lama dan peningkatan kebutuhan  ditandai oleh status gizi kurang, penurunan asupan selama 6 bulan sebesar energi 61,8%, protein 43%, lemak 51%, karbohidrat 69,2% dan penurunan berat badan selama 6 bulan sebesar 23%.
-          NC 1.1 Kesulitan menelan berkaitan dengan penyakit Os ditandai oleh kemampuan makanan padat sebesar 48% dari kebutuhan.

III.1.3.3 Intervensi
Intervensi gizi adalah serangkaian kegiatan yang terencana dalam melakukan tindakan kepada Os untuk mengubah semua aspek yang berkaitan dengan gizi kepada Os agar didapatkan hasil yang optimal (Anggraeni 2012).

III.1.3.3.1 Tujuan
Intervensi diet ini betujuan untuk :
1.        Meningkatkan status gizi Os secara bertahap
2.        Meningkatkan asupan makan Os sesuai kebutuhan dan kondisi Os

III.1.3.3.2 Syarat Diet
            Syarat diet yang digunakan pada Os adalah diet pra bedah dengan kebutuhan energi disesuaikan dengan faktor aktivitas dan faktor stress. Kebutuhan protein yaitu 1,5 gram/kg berat badanatau 16% dari angka kebutuhan energi. Kebutuhan lemak yaitu 30% dari angka kebutuhan energi dan sisanya karbohidrat yaitu 54 % dari angka kebutuhan energi.

III.1.3.3.3 Implementasi
            Bentuk implementasi berupa pemberian diet makanan gizi seimbang yang diberikan secara bertahap. Berikut ini implementasi diet pada Os selama 3 hari intervensi.
Tabel 4 Bentuk Implementasi

Hari ke-1
(14 Februari 2014)
Hari ke-2 dan ke-3
(15-16 Februari 2014)
Jenis diet
Makanan gizi seimbang
Makanan gizi seimbang
Bentuk
Makanan cair
Makanan saring dan cair
Rute
Oral
Oral
Pemberian
2 jam sekali
(8 x 60 gram entramix)
3 kali makanan saring, 2 kali selingan dan 1 ekstra malam
           
III.1.3.4 Monitoring dan evaluasi
            Monitoring adalah pengawasan terhadap perkembangan keadaan Os serta pengawasan terhadap penanganan Os sementara evaluasi adalah proses penentuan seberapa jauh dietisien telah mencapai tujuannya. Implementasi asuhan gizi yang dimonitor dan dievaluasi yaitu nilai antropometri, biokimia, asupan makanan, perkembangan penyakit secara keseluruhan, sikap terhadap makanan dan pengetahuan tentang diet yang harus dijalani (Anggraeni 2012). Hal yang dimonitor dalam kasus ini yang berkaitan dengan diagnosis gizi dan intervensi gizi yangditetapkan yaitu perkembangan antropometri, biokimia, fisik dan klinis dan total asupan selama intervensi.

III.1.3.4.1 Monitoring Perkembangan Antropometri
            Selama pengamatan 3 hari Os tidak diamati dari aspek antropometri karena kondisi tumor Os yang semakin membesar sehingga tidak bisa memprediksi perkembangan berat badan aktual jika tanpa adanya tumor.

III.1.3.4.2 Monitoring Perkembangan Biokimia
            Pemeriksaan biokimia selama pengamatan mencakup indikator terkait gizi. Berikut adalah hasil pengamatan laboraturium Os.
Tabel 5 Perkembangan hasil lab selama intervensi
Hasil
14/2/2014
15/2/2014
16/2/2014
Nilai Normal
Hemoglobin
-
8,7
-
13-16
Hematokrit
-
26
-
35-47
Leukosit
-
18.800
-
4.400-11.300
Sumber : Rekam Medik Os

            Selama pengamatan data biokimia Os hanya tersedia pada hari ke-2. Pada tanggal 14 Februari 2014, Os mendapatkan tranfusi darah sebanyak 2 labu sehingga terdapat peningkatan kadar Hb pada tanggal 15 Februari 2014. Namun status Hb masih rendah jika dibandingkan dengan nilai normal. Begitupun dengan kadar hematokrit semakin meningkat. Namun pada kadar leukosit terdapat penurunan.

III.1.3.4.3 Monitoring perkembangan klinis dan fisik
Pemeriksaan klinis berupa tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan laju pernafasan yang diperoleh dari data sekunder. Pemeriksaan fisik berupa keluhan dan kondisi Os diperoleh dari observasi dan bertanya langsung pada Os. Perkembangan fisik dan klinis Os selama 3 hari dapat dilihat pada tabel 6. Selama pengamatan kondisi fisik dan klinis Os mengalami perubahan. Dari aspek klinis tekanan darah dan nadi Os mengalami naik turun, sedangkan laju pernafasan mengalami peningkatan. Dari aspek fisik sesak nafas Os masih ada, nafsu makan Os pada hari kedua meningkat namun hari ke tiga menurun kembali dan adanya mual dan muntah.
Tabel 6 Perkembangan fisik dan klinis selama intervensi
Tanda klinis dan fisik
Nilai normal
Tanggal 14/2/2014
Tanggal 15/2/2014
Tanggal 16/2/2014
Tekanan darah
120/80 mmHG
130/100
105/60
120/70
Nadi
60-100x/menit
112x
100x
110x
Suhu
36-370C
360C
360C
36,80C
Pernafasan
20-30x/menit
24x
24x
28x
Sesak nafas

+
+
+
Penurunan nafsu makan

+
-
+
Kesulitan menelan

+
-
-
Kesadaran

Kompos mentis
Kompos mentis
Kompos mentis
Mual

-
-
+
Muntah

-
-
+
Keterangan
Tanda (-)         : Tidak ada
Tanda (+)        : Ada  

III.1.3.4.4 Monitoring Perkembangan Diet
            Hasil perkembangan diet yang diimplementasikan dapat dilihat dari total asupan energi dan zat gizi makro selama periode intervensi pada tabel 7. Secara keseluruhan asupan energi dan zat gizi makro meningkat dari hari ke-1 hingga hari ke-2 hal ini berkaitan dengan meningkatnya nafsu makan Os setelah diberikan makanan oral dalam bentuk cair pada hari ke-1 dan modifikasi makanan saring dan cair pada hari ke-2. Namun terjadi penurunan pada hari ke-3 intervensi karena Os mengalami mual dan muntah sehingga asupannya kembali menurun. Berikut ini gambaran total asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat selama intervensi.
Tabel 7 Asupan Energi, protein, lemak dan karbohidrat Os

Zat Gizi

Kebutuhan
Asupan
% Asupan
Hari
ke-1
Hari ke-2
Hari
ke-3
Hari
ke-1
Hari ke-2
Hari
ke-3
Energi (kkal)
1881
1560
1942
1574
83
103
83
Protein (gram)
75
60
64,9
56,7
80
86
75
Lemak (gram)
62,6
48
56,2
47,3
77
89
75
Karbohidrat (gram)
258,5
228
299
235,8
88
115
91
           
III.1.4 Resume
Tn.E berumur 40 tahun didiagnosis Osteosarcoma. Pengkajian gizi Os dengan status gizi kurang berdasarkan hasil assesmen. Kondisi fisik Os mengalami sesak nafas, lemah dengan mobilitas bed rest. Kondisi klinis Os secara keseluruhan masih dalam kondisi normal. Dari hasil biokimia, Os mengalami penuruan kadar hemoglobin dan hematokrit dan sudah dilakukan transfusi darah. Asupan Os sebelum masuk kerumah sakit <70%dari kebutuhan dan saat masuk rumah sakit <50% dari kebutuhan.
Intervensi yang diberikan pada hari pertama yaitu makanan cair kemudian diganti pada hari ke dua dengan modifikasi makanan cair dan saring. Selama tiga hari intervensi asupan makan Os meningkat >80% dari kebutuhan namun pada hari ke tiga asupan makan Os menurun karena adanya keluhan mual dan muntah yang dialami Os.








DAFTAR PUSTAKA
                                               
[ADA] American Dietition Association. 2008. International Dietetic and Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual.: Standardized Language for The Nutrition Care Process Firts Edition. USA. ADA
Anggraeni AC. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process.Jakarta: Graha Ilmu.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis. Jakarta. Depkes.

Fuchs B and Pritchard DJ.  Etiology of osteosarcoma.  Clin Orthop 2002; 397:  40-52. [Diakses melalui http://sarcomahelp.org/, pada tanggal 10 Maret 2014]

Gebhardt, Springfield D, Neff JR. Sarcomas of bone. In: Abeloff MD, Armitage JO, Niederhuber JE et al., eds. Abeloff’s Clinical Oncology. 4th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Churchill-Livingstone; 2008:chap96. [Diakses melalui http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, pada tanggal 10 Maret 2014]

Lerner A, Antman KH. Primary and metastatic malignant bone lesions. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:chap 208. [Diakses melalui http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, pada tanggal 10 Maret 2014]

Peter J. Buecker, Mark Gebhardt, Kristy Weber et al. Osteosarcoma: A Detailed Review. 2005. [Diakses melalui http://sarcomahelp.org/ , pada tanggal 10 Maret 2014]

The Liddy Shriver Sarcoma Initiative . Osteosarcoma: An Introduction. [Diakses melalui http://sarcomahelp.org/osteosarcoma.html#tpm1_1, pada tanggal 10 Maret 2014]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar