Menulis, satu bentuk
aktivitas yang banyak manfaatnya. Dan tak dapat disangkal lagi bahwa cara agar
dapat menulis itu cuma satu, yakni dengan dipraktikin.
Karena itu pulalah kemudian hadir yang namanya Kampung Fiksi, suatu wadah komunitas di mana di dalamnya berkumpul,
mereka yang memang menyukai fiksi, yang dikenal juga dengan istilah fictionholic. Kata “kampung”
mengisyaratkan pada kecenderungan pada suatu tempat tinggal yang dirindukan, di
mana kalau kita pergi dari sana, cepat atau lambat pasti ingin kembali lagi.
Karena apa? Karena ada yang kita cintai. Dan, dalam hal ini, menulis fiksi
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hati para fictionholic. Tidak hanya itu, kata “kampung” menggambarkan suasana
keakraban, bukankah di kampung itu kebersamaan umumnya lebih kerasa? Ya, dan
kebersamaan memang menjadi satu pilar yang dipegang teguh oleh para adminnya.
Ini juga sejalan dengan satu pendapat dari salah satu sastrawan kita, Remy
Sylado, bahwa menulis adalah belajar. Hatta, belajar bersama menjadikan menulis
lebih mengasyikkan tentunya! Dan yang namanya seorang pembelajar (suka belajar)
sudah seharusnya suka menulis. Tapi, memang susah-susah gampang, dan perlu
proses untuk dapat menulis fiksi yang tidak sekadar memiliki arti (bermakna)
namun juga enak dibaca. Dan kita dapat memulai di Kampung Fiksi, sebagai
pengembangan dari niat untuk dapat menulis fiksi. Ada banyak kegiatan yang
digelar oleh para admin Kampung Fiksi—untuk para “warga”-nya yang aktif atau
sekadar untuk para pembaca-nya.
Dan hal itu tentu saja,
tidak sebatas dalam bentuk aneka kegiatan yang menggairahkan para fictionholic untuk terus semangat, dan
terpicu untuk menulis dengan praktik menulis, tapi juga dibarengi dengan berbagi pengetahuan dasar kepenulisan, yang mana,
pada akhirnya hal itu tetap perlu juga untuk kita diketahui, sebagai suplemen
yang menyehatkan. Apa saja kegiatan yang ada di Kampung Fiksi—ini mengingatkan
kita kalau ke kampung wisata, ya?—jawabnya, banyak! Yang jelas, semuanya nggak
lepas dari semangat menulis fiksi. Ada Remake/Rewrite,
Book
Traveling Campaign, Grup Book
Traveling Campaign, Grup J50K: 31 Hari,
50.000 Kata, workshop, aneka lomba, dan lainnya. Nggak hanya itu, KampungFiksi juga banyak menyediakan jasa layanan bagi penulis maupun perihal
kepenulisan fiksi, semisal Copy Editing,
Developmental Editing dan/atau Substantive Editing, kelas online menulis fiksi, sampai ke masalah ngurus ISBN.
Walaupun dalam basis online,
kebersamaan selalu diutamakan, itu terlihat juga dari kekompakkan dari para
admin pengelola Kampung Fiksi, yang memang pada aktualnya juga kerap melakukan
pertemuan (baca: kopdar) untuk terus memajukan Kampung Fiksi, dan karena usaha
keras mereka, pada tanggal 4 Februari 2014, Kampung Fiksi pun tayang di Koran
Sindo. Hal itu juga memang sesuai dengan kecenderungan di mana jarak dapat
diminimalisir dengan akses internet dengan aneka aplikasi jejaring sosialnya. So,
Nggak ada batasan usia, terbuka bagi kalangan laki-laki maupun perempuan, di
Kampung Fiksi, kita akan wisata kreatif dengan menulis fiksi! Sebagaimana
tagline-nya DO the WRITE things, WRITE away! Jelas akan mengasyikkan, khususnya
bagi mereka yang memang bercita-cita jadi "penulis keren". Memang sudah saatnya menulis tidak hanya mengubah
yang akan membaca, tetapi juga penulisnya (baca: mendapatkan profit—untuk hal
ini sifatnya relatif). Tunggu apa lagi, kita bisa mulai praktik dan belajar
menulis di Kampung Fiksi! Yang mana adanya tak sekadar khayali. :)
"Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersama Smartfren, Mizan, Bentang Pustaka, Stiletto Book dan Loveable."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar