Di tengah meningkatnya industrialisasi dari peternakan daging merah, banyak pihak yang peduli akan lingkungan memperingatkan agar mengurangi konsumsi daging merah, utamanya sapi dan babi. Di luar dari hal itu, bahan makanan hewani tersebut tidak kalah penting dengan bahan makanan yang lainnya, kita dianjurkan juga untuk mengkonsumsi daging, organisasi pangan dunia pun mewajibkan konsumsi daging untuk mengurangi gejala kurang gizi. Akan tetapi, kelebihan gizi juga tidak baik, perlunya penyeimbangan dalam pengonsumsiannya.
Pada masa dahulu, misalnya di Eropa sana, ada tradisi daging panggang setiap akhir pekan bersama keluarga, itu adalah upaya paling minimal dalam memenuhi asupan gizi kita dari bahan makanan hewani berupa daging merah, walaupun yang terbaik kalau bisa memang 3 sampai 4 kali dalam seminggu kita mengkonsumsi daging merah, dalam hal ini umumnya di kita adalah daging sapi. Hal itu menjadi rumit, di mana ketika dimudahkannya banyak penjual produk olahan dari daging yang cepat saji, banyak dari kita malah jadi kalap, dan tanpa berpikir porsi, jadinya tiap hari atau tiap waktu makan semuanya dengan daging. Itu sih sama saja mematikan. Belum lagi ditambah bukan makan untuk hidup, masih ada yang menganggap bahwa apa yang kita makan menentukan derajat atau status sosial kita, itu sih ganda mematikannya!
Baiknya, dari segi jumlahnya pun jangan lebih dari 122 gram konsumsi daging kita dalam seharinya, walaupun mungkin menu masakan daging tersebut enak rasanya, baiknya jangan nambah. Sebab, kita pun harus menyesuaikan dengan aktivitas harian kita, jika ringan-ringan saja tentu tidak banyak perlu energi. Yang ada nanti malah menjadi biang penyakit karena lemak dari daging tersebut. Untuk itulah, makan daging memang penting, tetapi jangan berlebihan!
Bakso dari daging, kebab pake daging, burger yo daging, hehe.. sepertinya kemana2 kalo jajan emang ketemunya dg daging ya.
BalasHapusIya, padahal menu makanan harus berimbang dan variatif, masa daging mulu. Hehehe
Hapus