Proud of

Proud of

Jumat, 04 Oktober 2013

Gizi Salah

Malnutrisi ataupun gizi salah dapat terjadi akut atau kronik dan dapat pulih sempurna, menetap, atau dengan meninggalkan gejala sisa berupa kelambatan perkembangan intelektual. Dari itulah pendidikan gizi penting agar generasi bangsa menjadi lebih meningkat daya intelektualnya. Dalam garis besarnya perubahan yang terjadi pada malnutrisi dapat dibagi menjadi perubahan klinis, biokimiawi, dan perubahan patologi anatomik organ tubuh. Kelainan klinis meliputi kelainan antropometrik, gejala defisiensi vitamin A, kelainan fisik lainnya, dan kelainan intelektual. Contoh kelainan biokimiawi adalah penurunan nilai hemoglobin, albumin, prealbumin, kolesterol, asam amino esensial, tranferin, dan daya ikat retinol. Selain itu ditemukan pula perubahaan perbandingan asam amino dalam serum, eksresi hidroksiprolin air kemih menurun dan metilhistidin yang meningkat, kelainan patologi anatomik mencakup hipotrofi atau atrofi, perlemakan, fibrosis, bahkan nekrosis sel jaringan atau organ.

Pada malnutrisi akut akan terjadi gangguan air dan elektrolit, seperti natrium, kalium, dan klorida. Pada malnutrisi kronik biasanya terlibat defisiensi nutrien lainnya, bergantung kepada diet setempat dan keadaan infeksi yang menyertainya. Pada malnutrisi kronik sering ditemukan pula defisiensi imunologik yang ditandai oleh sejumlah sel limfosit kurang dari 1500/ul dan alergi terhadap antigen uji kulit, seperti uji tuberkulin, candida, atau paratitis.

Di negara sedang berkembang dan miskin, malnutrisi merupakan penyebab utama kesakitan pada anak dan secara tidak langsung sebagai penyebab kematiannya. Awal penyakit ini dimulai pada saat pemberian makanan yang tidak adekuat atau karena adanya malabsorpsi. Penyediaan makanan yang kurang, tingkat ekonomi yang renddah, dan tingkat pendidikan ibu yang rendah akan berpengaruh terhadap banyaknya masukan makanan. Faktor pendidikan mencakup pengetahuan yang kurang tentang nilai bahan makanan, kebiasaan makan yang buruk akibat pengaruh lingkungan, cara perawatan anak yang belum memadai, sifat tahayul terhadap makanan, dan kesehatan lingkungan yang buruk. Selain itu kebutuhan nutrien esensial akan meningkat pada ketegangan mental, keadaan sakkit, dan pada pemberian obat antibiotik, obat katabolik atau anabolik. Bila keadaan tersebut tidak diperhatikan akhirnya dapat menimbulkan malnutrisi. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar