Konsumsi mi instan di Indonesia memang cukup tinggi. Dan hal itu memang perlu perhatian khusus serta kesadaran kita bersama. Utamanya terkait sosialisasi tentang cara masak mi instan yang baik agar aman dan tetap sehat untuk dikonsumsi bagi kita. Mengapa hal itu penting? Karena, mi instan memiliki kandungan natrium yang tinggi serta menggunakan zat pengembang. Sedangkan kita tahu bahwa natrium sangat tidak baik dan dapat memicu terjadinya masalah di lambung (maag) serta darah tinggi.
Dalam hal pewarna kuningnya yakni tartrazin juga berbahaya bagi mereka yang mengalami masalah asma. Dan yang terburuk dapat memicu timbulnya kanker serta masalah lambung yang serius. Tidak hanya minya, dalam bumbunya juga terlalu banyak bahan tambahan pangan yang terkadang berlebihan. Kesemua efek negatif itu jelas tidak kita harapkan, bukan? Lalu bagaimana kalau lagi malas masak makanan yang lainnya, sedangkan hanya mi instan yang mudah sekali memasaknya? Tidak adakah solusi? Khususnya bagi mereka yang masih hobi dan belum bisa mengurangi secara bertahap?
Tentu saja ada, seperti diterangkan di depan, yang penting adalah proses pengolahannya harus benar. Dan tetap, hal pertama yang akan saya anjurkan adalah mulailah untuk mengurangi konsumsi mi instan, misalnya, yang tadinya sehari dua kali, jadi sehari sekali, kemudian bisa sampai seminggu sekali atau yang terbaik ya tidak sama sekali mengonsumsi mi instan. Terus?
Kedua, air yang dipakai untuk merebus mi instan jangan dimasukkan ke dalam mangkuk, tetapi harus dibuang, dan kalau mau tetap bikin mi kuah, gunakan air panas yang baru lalu siram ke dalam mi instan yang sudah ditiriskan dari air rebusannya. Mengapa? Karena air rebusan mi tersebut meluluhkan zat-zat bahaya, jadi seharusnya tidak kita konsumsi.
Ketiga, gunakan bumbu mi instan maksimal 3/4-nya saja, jangan semuanya.
Keempat, tambahkanlah asupan lainnya misalnya telur rebus jika mi kuah atau telor ceplok jika mi goreng, untuk telur rebus sebaiknya jangan direbus menggunakan air rebusan mi. Dan bila perlu tambahkan sayuran, tidak perlu ikut direbus, pilih sayuran segar misalnya cesin cuci bersih, potong sesuai selera, masukkan dalam mangkung, masukkan mi yang ditiriskan dari air rebusannya, lalu siram dengan air panas yang baru. Siap disajikan.
Kelima, untuk saran saja, jika ada pilihlah mi instan yang dari bahan organik, sekarang sudah ada mi instan yang dibuat dari atau ditambahkan sayuran sehingga warnanya hijau. Dan kalau perlu, mulailah ganti konsumsi mi instan dengan konsumsi bihun.
Itulah kurang lebih yang dapat dijadikan solusi bagi mereka yang menyukai mi instan agar keburukan mi instan dapat diminimalkan. Tetapi itu tadi, sebaiknya mengurangi konsumsi mi instan sejak dini, dan jangan membiasakan anak-anak menyukai mi instan.
Terima kasih, jika ada pertanyaan bisa dilayangkan ke email taufiqfirdausalghifariatmadja@gmail.com dengan subjek #konsultasigizi
sumber gambar: bbbanannie.blogspot.com
Haduh kebetulan saya pecinta mie instans, untung baca artikel ini, jadi insya alloh masih bisa tetap sehat walau makan mie terus. nice post
BalasHapusHalo Dani, dalam jumlah yang wajar kan hehehe
HapusMemang sih, nggak bisa dipungkiri mi instan itu enak apalagi kalau di kondisi hujan begitu ya. Hehehe saya biasanya menambahkan cabai rabut pula.
terimakasih atas infoya ini
BalasHapusSama-sama :)
HapusDiganti bihun jadi lebih baik ka? Oiya makasih infonya ^_^
BalasHapus