Proud of

Proud of

Senin, 13 Oktober 2014

Manfaat di Balik Limbah Kulit Pupa Ulat Sutera

http://kabarinews.com/wp-content/uploads/2013/05/Tahu.jpg
          Permasalahan-permasalah di dalam dunia pangan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia sangatlah beragam terutama dari sisi keamanan pangan mulai dari kurang higienis dalam proses pengolahan sampai penggunaan bahan pengawet berbahaya yang berujung keracunan bahkan kematian. Tak dapat dipungkiri kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia mengenai permasalahan ini masih tercermin dalam penggunaan formalin untuk meningkatkan daya simpan suatu produk pangan. Dan, salah satu produk yang sering menggunakan formalin adalah TAHU!!!

     Di bogor, penelitian Untajana (1996) membuktikan bahwa hampir semua produk tahu, baik itu tahu putih, tahu cina, dan tahu kuning mengandung formalin. dan penelitian Tresniani (2003) membuktikan bahwa kandungan tertinggi formalin pada tahu sebesar 42.44 ppm. Dan tau kah anda seberapa bahayanya formalin jika terkonsumsi? Menurut winarno dan rahayu (1994) pemakaian formalin dalam makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, yaitu sakit perut yang aku dan disertai dengan muntah-muntah, timbulnya depresi susunan syaraf, kejang-kejang, muntah darah bahkan kematian.

Adakah solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ini? Adakah cara lain untuk memperpanjang masa simpan produk tanpa bahan pengawet berbahaya? Jawabannya adalah ADA!!!

Kemajuan teknologi meghasilkan penemuan baru dibidang pangan terutama sebagai pengganti formalin dalam penggunaan bahan pengawet. Menurut zheng dan zhu (2003) Salah satu bahan pengawet alam yang tidak berbahaya dan aman bagi tubuh manusia adalah Kitosan. Kitosan merupakan senyawa polimer yang menyerupai selulosa namun perbedaannya ada pada rantai C-2 dimana gugus pada rantainya terdiri dari gugus amina. Penggunaaan kitosan sebagai bahan pengawet pada makanan sudah sangat banyak aplikasinya seperti pada tahu, bakso, mie, ikan, ayam dan daging sapi. Dengan penggunaan kitosan ini mampu memperpanjang masa simpan suatu produk bahan pangan hingga berbulan-bulan.

                                                                   Darimana kita bisa mendapatkan kitosan?
Kulit Pupa Ulat Sutera (dok. pribadi)
         Dari penelitian-penelitian yang sudah ada kitosan dapat diperoleh dari sumber apa saja seperti udang rajungan,kepiting, kerang dan cumi-cumi. Namun pada kali ini saya akan memaparkan hasil penelitian saya yaitu mendapatkan senyawa kitosan dari limbah ulat sutera. Kitosan atau nama lainnya turunan kitin dapat kita peroleh dari limbah ulat sutera. Ada yang tau dengan pupa? Nah kulit pupa-lah yang sering dibuang dan dibiarkan membusuk merupakan sumber bahan baku dalam pembuatan kitosan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan kitosan terhadap tahu mampu memperpanjang masa simpan tahu selama 2 hari di suhu ruang. Dan mampu mempertahan kan mutu tahu lebih efektif baik secara warna, aroma, tekstur, jamur dan lendir selama penyimpanan dibandingkan dengan penggunaan formalin.

So? Berpikir cerdas dalam penggunaan bahan pengawet...Sehat itu mahal harganya....







Tidak ada komentar:

Posting Komentar