Pernah terjadi pada suatu masa dahulu di Negeri Tirai Bambu yang tertulis dalam Si Shu, suatu kali Zi Gong bertanya soal pemerintahan atau negara kepada gurunya, dan dalam hal itu sang guru memberikan tiga aspek yang penting agar suatu negara dapat berdiri, yang pertama disebutkan oleh gurunya adalah harus cukup makan. Hal itu menarik sekali bagiku yang mempelajari ilmu gizi, di mana memang pangan itu juga memiliki pengaruh terhadap eksistensi suatu bangsa ataupun negara.
Dengan makan atau dapat juga disebutkan dengan pemerataan persediaan makanan (baca: bahan pangan) bagi seluruh rakyat, tentu akan menjadikan rakyat terpenuhi kebutuhan vitalnya yakni makan untuk hidup. Sehingga dari itu, melalui zat gizi yang ada dalam bahan pangan yang dikonsumsi tersebut akan terlahir generasi-generasi yang cerdas serta kuat. Hal itu akan mendukung satu aspek lainnya yang disebutkan oleh gurunya Zi Gong, yakni persenjataan. Negara, bagaimana pun tidak hanya membutuhkan kekuatan dari senjata yang dimiliki oleh balatentaranya, tetapi juga kuatnya rakyat dalam hal fisik maupun yang lainnya. Itu akan mendukung negara semakin kuat dan mampu bersaing, walaupun mungkin jumlah persenjataan terbatas, kini, bukankah arah perang bukan ke senjata atau fisik tetapi ke pemikiran? Ah, tetapi memang penting juga terpenuhinya persenjataan yang canggih, karena itu akan menunjang para tentara yang juga telah dicukupkan "makan"-nya itu.
Terakhir? Kepercayaan rakyat, di sinilah pentingnya negara mempertahankan rasa kepercayaan rakyatnya terhadap pemerintahan yang tengah berlangsung. Hal itu jelas dapat diupayakan menurut pendapatku, dengan kembali kepada aspek pertama, yakni harus cukup makan! Dalam hal ini, dapatlah aku katakan adanya kondisi di mana tercukupinya asupan gizi segenap rakyat. Perkara makan memang sangat vital, darinya bisa memunculkan keajaiban-keajaiban, tetapi bisa pula sesuatu yang tidak kita harapkan. Maka itu, perancangan dan perencanaan pangan dan gizi suatu pemerintahan terhadap rakyatnya sangatlah penting. Sudahkah kita cukup makan hari ini? Kita memang harus berusaha ataupun kerja, untuk kemudian dapat memperoleh nilai yang kita dapat tukar dengan keperluan akan asupan gizi kita. Nah, selain itu sudah saatnya bahwa para ahli gizi itu tidak sekadar melakukan sosialisasi pentingnya pemenuhan gizi seimbang, tetapi juga kritik terhadap pemerintah, hal ini bisa terkait dengan banyak hal soal lahan pertanian, harga benih, modal, teknologi, pendidikan, dan lainnya yang kesemuanya itu, tentu saja mungkin memerlukan kesatuan solusi dari aneka disiplin ilmu yang pada akhirnya demi tercukupinya makan segenap rakyat. Kritik ini bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk menjaga eksistensi suatu negara, termasuk negara kita, negara Indonesia! Sehingga dapatlah kukatakan bahwa perlu memang para ahli gizi itu ngerti politik dalam hal ini. Berat? Ini hanya soal istilah, yang bisa jadi di kemudian dapat disebut dengan: politik gizi, sebagaimana dahulu ada yang disebut dengan politik ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar